Sabtu, 09 Maret 2013

Pendidikan dalam Ruang Lingkup Mikro dan Makro



Pendidikan dalam Ruang Lingkup Mikro dan Makro
Pendidikan dalam ruang lingkup artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala kecil, dan pendidikan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala besar.
Pendidikan yang dilakuka secara nasional dengan segala perangkat aturannya seperti undang-undang sistem pendidikan nasional, pendidikan mencakup pendidikan sekolah dan luar sekolah berlangsung seumur hiduphal tersebut melakukan tinjauanpendidikan secara makro (besar).
Pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah dasar atau SMP hal tersebut merupakan suatu kajian pendidikan dalam skala mikro (kecil).
Pengelompokan kajian pendidikan secara mikro dan makro tersebut dapat dilihatdari dua segi, yaitu:
1.      Manusia Sebagai Individu dan anggota masyarakat
Manusia sebagai individu ia hidup bersama-sama di masyarakat hidup bersama dengan banyak orang di luar dirinya. Suatu masyarakat tak mungkin ada tanpa adanya anggota-anggota masyarakat atau individu-individu yang ada di dalamnya.
Individu merupakan makhluk yang unik, antara satu sama lain tidak ada yang sama, inilah sifat manusia yang disebut indiviualitas.
Pendidikan tak mungkin lengkap bila hanya ditujukkan kepada anak-anak sebagai perorangan, melainkanperlu juga diusahakan pendidikanyang ditujukan kepada kelompok-kelompok anak, separti yang terjadi dalam kelasdalam lingkungan sekolah dalam kehidupan kepramukaan.
a.       Pendidikan Individual
Hal ini terutama terjadidi lingkungan keluarga, sejak anak berada dalam kandungan sampai dengan ia belajar di sekolah. Waktumasih dalam kandungan calon ibu sangat memperhatikan jasmani dan rohaninya. Begitu pula saat dilahirkan, ibu kita sangat menjaga jasmani dan rohani kita sang anak. Dalam periode Pra Sekolah ini sang anak (yang biasanya disebut kanak-kanak etelah dapat berjalan) mendapat bimbingan indivudu dalam lingkungan keluarga , oleh ayah dan ibu serta kaka-kakaknya. Pembinaan jasmani dan rohani meliputi:
1)      Keterampilan Motorik: merangkak, berjalan, berlari-lari, mempergunakan tangannya untuk memegang, melempar, merusakkan, membangun, dsb.
2)      Latihan pematangan dengan berbagai alat dia eperti ialah disebut di atas.
3)      Perkembangan bahasa.
4)      Pergaulan sosial (dengan orangtua, saudara-saudaranya, dan teman-temannya serta tetangganya)
5)      Latihan Mental/berikir, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana (menghitung dengan jari, menyebut nama-nama barang, berdialog secara sederhana denganorangtua, identifikasigambar-gambar, huruf dan angka)
6)      Pembinaan kehidupan emosional (sangat bergantung kepada suasana kejiwaan yang diciptakan oleh orangtua dan kakak-kakaknya.
7)      Kadang-kadang anak belajar menahan diri, misalnya bila meminta sesuatu kepada orangtuanya, sedangkan orang tuanya tidak selalu segera meluluskannya.
8)      Segi pendidikan etis melarang antara yang baik dan tidak baik juga mulai ikut dibiasakan.
b.      Pendidikan Kelompok
Pendidikan yang dilaksanakan dalam kelompok,misalnya pendidikan di sekolah, pendidikan pramuka, dan sebagainya. Dalam bentuk makro seperti telah dikemukakan di atas, kita jumpai dalam lingkungan sekolah dan kepramukaan. Alasan mengapa kita menyelenggarakan pendidikan sekolah (yang disebut pendidikan formal, baik oleh swasta maupunoleh pemerintah iaah sebagai berikut:
1)      Orangtua mampu memberikan pndidikan pendidikan lanjutan setelah pendidikan dilingkungan keluarga, karena pendidikan formal di sekolah membutuhkan banyak tenaga ahli yang khusus yang dididik untuk hal itu.
2)      Pendidikan sekolah relatif lebih mahal dibandingkan dengan pendidikan keluarga, karena mempergunakan tenaga ahli beserta alat-alat pendidikan yang diperlukan.
3)      Dengan menghimpun anak-anak dalam suatu kelas (dengan sistem keneikkan kelas dalam kesatuan organisasi) kesukaran tersebut dalam suatu kelas dalam a dan b di atas dapat diatasi.
4)      Sudah waktunya anak-anak yang tergolong dalam keompok umur sekolah, karena disitu anak-anak telah mulai belajar hidup bermasyarakat, belajar patuh kapada guru, beajar patuh pada atasan dalam organisasi, danlain-lain.
5)      Belajar dalamkelompok berbagai ilmu dan menyelesaikan tugas jauh lebh efisien daripada belejar secara individual.
6)      Oleh karena sistem sekolah terikat oleh peraturan-peraturan demi ketertiban (penyelesaian tugas-tugas) pekerjaan rumah, datang jangan terlambat, alat-alat peajaran, pekaian yang tertib dan sebagainya.
7)      Dalam sekolah, dsamping pendidikan yang melibatkan seluruh kepribadian anak-anak,ada penekanandalam pendidikan intelektual (pikiran).
Banyak sekali segi-segi pendidikan kepramukaan yang mempuyai nilaiedukatif yang tinggi, seperti pendidikan kepemimpinann, humanitas, kesediaan saling tolong-menolong, keterampilan menghadapi keadaan-keadaan sukar, semangan bekerjasama, kesetiaan, kreativitas pendidikan kesosialan, dan seterusnya.
   
2.      Tanggungjawab Pendidikan.
a.       Tanggungjawab Keluarga
Pendidikan mikro sebagai upaya pendidikanuntuk mendewasakan anak, sepenuhnya merupakan tanggungjawab keluarga. Anak masuk play group, masuk TK, masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, anak mengikuti kegiatan pramuka, Palang Merah Remaja, kesemuanya itu adalah ayah dan ibu yang harus bertanggungjawab bagi pendidikan anaknya. Keluargalah yang paling bertanggungjawab secara moral, spiritual, dan fisik material untuk mendewasakan anak.
b.      Tanggungjawab Bersama
Tanggungjawab endidikan dalam arti luas meupakan tanggungjawabbersama dari semua pihak, yaitu keluarga masyarakat dan pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tanggungjawab pendidikan selanjutnya bagi orang dewasa merupakan tanggungjawabnya sendiri.  Jadi tanggungjawab pendidikan bagi orang dewasa (baik pendidikan sekolah maupun luar sekolah), adalah si orang dewasa itu sendiri.

EKADIAI

1 komentar: