Pendidikan dalam
Ruang Lingkup Mikro dan Makro
Pendidikan
dalam ruang lingkup artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala
kecil, dan pendidikan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang
dilaksanakan dalam skala besar.
Pendidikan
yang dilakuka secara nasional dengan segala perangkat aturannya seperti
undang-undang sistem pendidikan nasional, pendidikan mencakup pendidikan
sekolah dan luar sekolah berlangsung seumur hiduphal tersebut melakukan
tinjauanpendidikan secara makro (besar).
Pendidikan
dalam keluarga, pendidikan di sekolah dasar atau SMP hal tersebut merupakan
suatu kajian pendidikan dalam skala mikro (kecil).
Pengelompokan
kajian pendidikan secara mikro dan makro tersebut dapat dilihatdari dua segi,
yaitu:
1. Manusia
Sebagai Individu dan anggota masyarakat
Manusia
sebagai individu ia hidup bersama-sama di masyarakat hidup bersama dengan
banyak orang di luar dirinya. Suatu masyarakat tak mungkin ada tanpa adanya
anggota-anggota masyarakat atau individu-individu yang ada di dalamnya.
Individu
merupakan makhluk yang unik, antara satu sama lain tidak ada yang sama, inilah
sifat manusia yang disebut indiviualitas.
Pendidikan
tak mungkin lengkap bila hanya ditujukkan kepada anak-anak sebagai perorangan,
melainkanperlu juga diusahakan pendidikanyang ditujukan kepada
kelompok-kelompok anak, separti yang terjadi dalam kelasdalam lingkungan
sekolah dalam kehidupan kepramukaan.
a. Pendidikan
Individual
Hal
ini terutama terjadidi lingkungan keluarga, sejak anak berada dalam kandungan
sampai dengan ia belajar di sekolah. Waktumasih dalam kandungan calon ibu
sangat memperhatikan jasmani dan rohaninya. Begitu pula saat dilahirkan, ibu
kita sangat menjaga jasmani dan rohani kita sang anak. Dalam periode Pra
Sekolah ini sang anak (yang biasanya disebut kanak-kanak etelah dapat berjalan)
mendapat bimbingan indivudu dalam lingkungan keluarga , oleh ayah dan ibu serta
kaka-kakaknya. Pembinaan jasmani dan rohani meliputi:
1) Keterampilan
Motorik: merangkak, berjalan, berlari-lari, mempergunakan tangannya untuk
memegang, melempar, merusakkan, membangun, dsb.
2) Latihan
pematangan dengan berbagai alat dia eperti ialah disebut di atas.
3) Perkembangan
bahasa.
4) Pergaulan
sosial (dengan orangtua, saudara-saudaranya, dan teman-temannya serta
tetangganya)
5) Latihan
Mental/berikir, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana (menghitung dengan
jari, menyebut nama-nama barang, berdialog secara sederhana denganorangtua,
identifikasigambar-gambar, huruf dan angka)
6) Pembinaan
kehidupan emosional (sangat bergantung kepada suasana kejiwaan yang diciptakan
oleh orangtua dan kakak-kakaknya.
7) Kadang-kadang
anak belajar menahan diri, misalnya bila meminta sesuatu kepada orangtuanya,
sedangkan orang tuanya tidak selalu segera meluluskannya.
8) Segi
pendidikan etis melarang antara yang baik dan tidak baik juga mulai ikut
dibiasakan.
b. Pendidikan
Kelompok
Pendidikan
yang dilaksanakan dalam kelompok,misalnya pendidikan di sekolah, pendidikan
pramuka, dan sebagainya. Dalam bentuk makro seperti telah dikemukakan di atas,
kita jumpai dalam lingkungan sekolah dan kepramukaan. Alasan mengapa kita
menyelenggarakan pendidikan sekolah (yang disebut pendidikan formal, baik oleh
swasta maupunoleh pemerintah iaah sebagai berikut:
1) Orangtua
mampu memberikan pndidikan pendidikan lanjutan setelah pendidikan dilingkungan
keluarga, karena pendidikan formal di sekolah membutuhkan banyak tenaga ahli
yang khusus yang dididik untuk hal itu.
2) Pendidikan
sekolah relatif lebih mahal dibandingkan dengan pendidikan keluarga, karena
mempergunakan tenaga ahli beserta alat-alat pendidikan yang diperlukan.
3) Dengan
menghimpun anak-anak dalam suatu kelas (dengan sistem keneikkan kelas dalam
kesatuan organisasi) kesukaran tersebut dalam suatu kelas dalam a dan b di atas
dapat diatasi.
4) Sudah
waktunya anak-anak yang tergolong dalam keompok umur sekolah, karena disitu
anak-anak telah mulai belajar hidup bermasyarakat, belajar patuh kapada guru,
beajar patuh pada atasan dalam organisasi, danlain-lain.
5) Belajar
dalamkelompok berbagai ilmu dan menyelesaikan tugas jauh lebh efisien daripada
belejar secara individual.
6) Oleh
karena sistem sekolah terikat oleh peraturan-peraturan demi ketertiban
(penyelesaian tugas-tugas) pekerjaan rumah, datang jangan terlambat, alat-alat
peajaran, pekaian yang tertib dan sebagainya.
7) Dalam
sekolah, dsamping pendidikan yang melibatkan seluruh kepribadian anak-anak,ada
penekanandalam pendidikan intelektual (pikiran).
Banyak
sekali segi-segi pendidikan kepramukaan yang mempuyai nilaiedukatif yang
tinggi, seperti pendidikan kepemimpinann, humanitas, kesediaan saling
tolong-menolong, keterampilan menghadapi keadaan-keadaan sukar, semangan
bekerjasama, kesetiaan, kreativitas pendidikan kesosialan, dan seterusnya.
2. Tanggungjawab
Pendidikan.
a. Tanggungjawab
Keluarga
Pendidikan mikro sebagai upaya pendidikanuntuk
mendewasakan anak, sepenuhnya merupakan tanggungjawab keluarga. Anak masuk play
group, masuk TK, masuk SD, masuk SMP, masuk SMA, anak mengikuti kegiatan
pramuka, Palang Merah Remaja, kesemuanya itu adalah ayah dan ibu yang harus
bertanggungjawab bagi pendidikan anaknya. Keluargalah yang paling
bertanggungjawab secara moral, spiritual, dan fisik material untuk mendewasakan
anak.
b. Tanggungjawab
Bersama
Tanggungjawab
endidikan dalam arti luas meupakan tanggungjawabbersama dari semua pihak, yaitu
keluarga masyarakat dan pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tanggungjawab pendidikan selanjutnya
bagi orang dewasa merupakan tanggungjawabnya sendiri. Jadi tanggungjawab pendidikan bagi orang
dewasa (baik pendidikan sekolah maupun luar sekolah), adalah si orang dewasa
itu sendiri.
EKADIAI
izin untuk tugas yaa kak
BalasHapus